Makanan modern dianggap sebagai gaya hidup yang unggul di kalangan generasi muda. Sejumlah makanan modern atau makanan asing yang berasal dari berbagai negara di dunia, seakan menjadi sesuatu yang begitu membanggakan bagi generasi muda yang memakannya.

Bagi sebagian generasi muda kita, seakan hal ini menjadi gaya hidup yang unggul dan terkesan mewah jika seseorang bisa menikmati sebuah makanan asing yang berasal dari sebuah negara terkenal daripada seseorang yang lain yang lebih memilih makanan tradisional sebagai menu makanannya.

Pada kelompok masyarakat perkotaan dengan penghasilan mapan, disinyalir pergeseran pola konsumsi makan mereka terjadi karena adanya pertimbangan dalam memilih jenis, cara dan jumlah makanan yang mereka konsumsi. Ketiga hal ini adalah selera sentris, gengsi sentris dan ekonomi sentris.

Selera sentris adalah gaya konsumsi makanan yang terlalu berorientasi pada unsur selera, dalam hal ini lokasi tempat makan dan jenis makanan yang diharapkan menjadi pertimbangan utama, sedangkan keseimbangan gizi kurang mendapat perhatian.

Gengsi sentris merupakan gaya konsumsi makanan yang berorientasi pada makanan yang bergengsi tinggi seperti makanan impor khususnya fast food. Makanan tradisional yang lebih menjamin asupan gizi seimbang tidak lagi menjadi pilihan kelompok gengsi sentris, karena makanan tradisional dinilai tidak bergengsi. Disini tampak sekali bahwa makanan yang di negeri asalnya tidak memiliki gengsi, dengan trick promosi yang gencar berhasil naik peringkat menjadi makanan bergengsi di Indonesia.

Ekonomi sentris, adalah pola konsumsi makanan, dimana makanan yang telah dibeli/dibayar dipaksakan untuk dikonsumsi habis tanpa memperhitungkan keseimbangan dan kecukupan gizi. Seringkali orangtua memaksa anaknya untuk menghabiskan makanan karena semata-mata telah membayar makanan tersebut. Kalangan “eksekutif muda” seringkali terjebak dalam promosi “all you can eat” akibatnya kelompok ini mencoba mengkonsumsi makanan sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan keanekaragaman makanan dan keseimbangan asupan gizi.

Hal yang diuraikan diatas adalah hal-hal yang kurang bijak dilakukan dalam menyikapi perubahan era globalisasi. Itu mungkin tidak sepenuhnya salah, namun masih banyak kesempatan untuk memilih dan melakukan pola makan yang lebih baik dan lebih sehat. Karena dampak dari pola makan yang tidak sehat sekarang mungkin tidak langsung dirasakan saat ini, tapi suatu saat akan menurunkan berbagai penyakit degeneratif yang membuat tidak nyaman dan tentunya membutuhkan biaya pengobatan yang banyak (Suiraoka, 052012)

Komentar

Belum ada komentar, silahkan isikan komentar Anda pada form di bawah.

Tinggalkan Komentar

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Form dengan tanda (*) harus diisi.

  • Tentang Larissa

    Larissa Aesthetic Center merupakan klinik kecantikan estetika pratama yang mengusung konsep "Natural Ingredient with High Technology" yaitu sistem perawatan wajah, perawatan rambut hingga perawatan tubuh dengan memakai bahan alami yang disinergikan penggunaan teknologi modern dengan harga terjangkau.

    Larissa Aesthetic Center juga menghadirkan produk-produk kosmetik yang menggunakan bahan-bahan alami, aman dan sudah bersertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik) dari BPOM. Produk kosmetik tersebut menggunakan merek dagang "L" yang sudah dipatenkan dan hanya tersedia di gerai-gerai Larissa Aesthetic Center.

  • Kontak Kami

    +62 811-2833-541


    (0274) 588037



    LARISSA AESTHETIC CENTER
    HEAD OFFICE

    Jl. Kayen Raya No.45, Kayen, Condongcatur, Kec. Depok, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281