Gengsi, emang cuma sebuah kata. Tapi auranya cetar membahana, hingga merasuk ke dalam aliran darah banyak manusia. Di antara kita, berapa banyak hidup bermodalkan gengsi? Ya gengsi.
Kata banyak orang gengsi bicara tentang kehormatan, tentang martabat. Kerenn banget sih si gengsi. Pertanyaannya, apakah kita bangga punya gengsi?
Jawabanya adalah tidak. Karena hidup tidak diukur dari gengsi kita. Kalo umur kita sudah tua, buat apa bilang masih muda. Kalo cinta, ngapain cuma ngeliatin doang; kenapa gak bilang cinta. Kalo ekonominya pas-pasan, buat apa gayanya seperti perum peruri. Uhhh, gengsi, gengsi, sungguh penyakit mental yang berbahaya.
GENGSI, emang menyeramkan. Bikin banyak orang tidak apa adanya. Bikin hidup penuh kamuflase alias semu. Bikin orang gak mampu maksain diri. Bikin kita jadi doyan berbohong. Bikin gaya hidup jadi gak bener. Bikin yang primer jadi kalah ama yang tersier. Bikin anak-anak kita jadi ikut-ikutan gak bener. Lagi-lagi, gengsi sungguh menyeramkkan
Gengsi kan buat harga diri kita juga?
Kata siapa. Harga diri dengan gengsi itu beda. Harga diri itu basisnya kesadaran akan apa yang kita miliki. Kalo gengsi, basisnya gila kehormatan atau gila martabat. Ketika harga diri kita kokoh maka gengsi akan melekat dengan sendirinya. Tapi jangan dibalik, menjual harga diri demi gengsi. Apalagi sampe berani mengorbankan harga diri hanya untuk hal-hal yang sepele. Pusing kan?
Kalo kata agama, urusan gengsi itu bukan urusan supaya dihargai orang. Bukan soal kasta sosial yang kamuflase. Tapi gengsi adalah tidak meminta-minta kepada selain Allah. Itu baru keren, gengsi demi Allah.
Jadi kita harus gimana dong?
Ya gak gimana-gimana. Kita cuma perlu mawas diri aja terhadap penyakit gengsi. Karena gede gengsi itu membahayakan pemiliknya. Hiduplah apa adanya, gak usah banyak gengsi. Kita tidak hidup dari gengsi, tapi dari Allah.
Beberapa tips Untuk menghilangkan Gengsi adalah Nikmati saja apa yang Anda punyai, dan bukan yang tidak Anda punyai, Lakukan sesuatu dengan hati yang memang tahu mengapa Anda patut melakukan itu, tak ada lagi yang namanya ikut-ikutan trend. yang pasti hanya sesaat, Jadi pandai, Berikan kesempatan diri Anda dihargai karena hasil Fikiran dan Perbuatan Anda, Menjadi rendah hati & Hidup Sederhana, Jadilah Diri anda sendiri, anda adalah unik, Banyak Berbuat Penyakit hati ini memang tidak mudah untuk ditindas. Gengsi akan terus ada selama kita tidak menyadarkan diri sendiri dengan observasi bahwa manusia itu sama.
Pendorong dari gengsi adalah gencarnya iklan dan promosi yang menempatkan gengsi sebagai bagian utama. Akibatnya, masyarakat yang sudah memiliki potensi untuk mementingkan gengsi.Sering dengar padi yang makin berisi itu seharusnya makin merunduk. Tetapi, isi padi masyrakat yang terlalu mementingkan gengsi cuma seringan kapas.
Jadi Masihkan Perlu Gengsi dalam Hidup? Coba tanyakan Ke Hati Dan Akal anda. Hidup untuk mempertahankan gengsi adalah hidup yg sangat berat.
(Syarif Yunus)
Komentar
Belum ada komentar, silahkan isikan komentar Anda pada form di bawah.